Surat Cinta Imam Khomeini (Sisi Lain Kehidupan Imam qs)


Dear kasihku,
Kupersembahkan jiwaku untukmu…
Saat ini, ketika aku diuji berpisah dari anak-anakku
tersayang dan penguat hatiku, aku kemudian teringat
padamu dan keindahan wajahmu yang terlukis di dalam
cermin hatiku.

Kasihku, Aku berharap semoga Allah senantiasa
menjagamu dan memberikan kesehatan dan kebahagiaan
dalam lindungan-Nya. Sementara untukku, segala
kesulitan yang ada telah berlalu. Alhamdulillah apa
yang terjadi sampai saat ini adalah kebaikan dan
sekarang aku tengah berada di kota Beirut yang asri.**
Sejujurnya, ketiadaanmu di sisiku membuat perjalanan
ini menjadi sepi. Dengan hanya melihat kota dan laut
yang ada merupakan pemandangan yang sedap dipandang
mata. Aku tak dapat menghitung betapa besar keharuanku
ketika mengingat kekasihku tidak di sisiku menemaniku
menatap pemandangan indah yang meresap di kalbu.
Dar har hal, malam ini adalah malam kedua aku menanti
kapal yang akan membawa kami. Sesuai dengan ketentuan
yang ada, keesokan hari akan ada kapal yang bertolak
dari sini ke Jeddah. Sayangnya, karena kami agak
terlambat sampai di sini harus menanti kapal yang
lain. Untuk saat ini apa yang harus dilakukan belum
jelas. Aku berharap semoga Allah dengan belas
kasih-Nya kepada kakek-kakekku yang suci, sebagaimana
Ia mensukseskan perjalanan seluruh hamba-Nya untuk
melaksanakan haji, memberikan kesempatan yang sama
pula kepada kami.

Dari sisi ini aku agak sedikit sedih dan gelisah,
namun alhamdulillah kondisiku sehat bahkan semakin
baik dan lebih meyakinkan. Sebuah perjalanan yang
indah, sayangnya dan sekali lagi sayangnya, engkau
tidak bersamaku di sisiku. Hatiku merindukan putramu
(Sayyid Musthafa). Aku sangat berharap bahwa mereka
berdua*** senantiasa selamat dan bahagia di bawah
lindungan dan bimbingan Allah swt.

Bila engkau menulis surat kepada ayahmu dan ibu serta
nenekmu sampaikan salamku juga kepada mereka. Aku
telah menyiapkan diriku menjadi pengganti ziarah
kalian semua. Sampaikan juga salamku kepada adikmu
Khanum Shams Afagh. Dan lewat adikmu sampaikan salamku
kepada Agha Alavi. Sampaikan salamku kepada Khavar
Sultan dan Rubabeh Sultan. Katakanlah kepada mereka
tentang lembaran lain dari surat ini untuk disampaikan
kepada Agha Syaikh Abdul Husein.

Semoga hari-hari kalian dilalui dengan panjang umur
dan kemuliaan.

Duhai kasihku…
Belahan jiwaku…

Ruhullah saat ini bak gambar kosong yang sedang
menanti keberangkatan yang tak kunjung datang.****

*.Surat ini ditulis pada bulan Farvardin tahun 1312
H.S. (sekitar 73 tahun yang lalu) sambil menanti
kelahiran putra keduanya.

**. Keberadaan beliau di sana untuk menanti kapal yang
akan membawa beliau dan rombongan ke Arab Saudi guna
melakukan ibadah haji.

***. Kata berdua maksudnya kepada Sayyid Musthafa dan
anak laki beliau yang lain yang sampai saat surat ini
ditulis belum lahir ke dunia. Beberapa hari setelah
Imam menulis surat ini anak kedua beliau lahir dan
diberi nama Ali. Anak kedua Imam ini karena terserang
penyakit semasa kecilnya meninggal dunia.

****. Menjelaskan akan ketiadaan kapal yang akan
membawa beliau dan rombongan ke Jeddah.

3 Tanggapan

  1. sungguh… ya imaam khomeini,.. manusia sufistik…pejuang…filosuf…

  2. bulshit

Tinggalkan Balasan ke kiryualhaq Batalkan balasan